Kamis, 30 Oktober 2014

Saya Rindu

Hai apa kabar kamu pria baik dan terbaik yang pernah saya miliki? Semoga hari-hari kamu penuh kebahagiaan ya. Saya di sini selalu berdoa yang terbaik untuk kebahagiaan kamu. Ada cerita apa hari ini? Saya rindu, rindu dengan semua kebiasaan dan kebersamaan kita dahulu. Ketika rindu itu hadir, saya hanya bisa bersujud, menangis dan mengadu pada Sang Maha pemberi rindu. Saya tak bisa berbuat apa-apa ketika rindu itu hadir. Saya hanya bisa memberi tau pada Sang Maha bahwa saya sedang merindukan kamu, saya mengirim Al-Fatihah untuk kamu dan mendoakan yang terbaik untuk kamu. Tak ada daya dan upaya yang bisa saya lakukan. Saya sadar betul saya ini siapa, saya tak berhak dan tak pantas untuk mendekati kamu lagi. Saya cukup tau diri, karena keadaan sudah berbeda. Saya hanya bisa terdiam ketika perlahan dan pasti kamu berjalan memunggungi menjauhi saya. Apa saya ikhlas? Apa saya sakit hati? Saya hanya manusia biasa bukan malaikat tapi saya belajar ikhlas menerima, belajar berlapang dada dan percaya Allah akan selalu ada untuk saya. Siap memeluk saya, memapah saya dan bantu saya bangkit kembali. Saya hanya perlu waktu dan ruang untuk mengembalikan akal sehat saya. Karena setelah kepergiaan kamu, segalanya terasa sulit dan berbeda. Jika bernafas itu tak secara otomatis mungkin saya sudah berhenti saking sering bengongnya. Setelah kamu pergi entah kenapa segalanya terasa berbeda. Saya merindukan wajah dan senyum yang meneduhkan itu.
Kamu baik-baik ya, jangan lupa solatnya. Maaf kalau saya masih sering merindukanmu. Berbahagialah untukku....