Kamis, 22 Mei 2014

Hablum Minallah dan Hablum Minannas






Rasanya udah lama gak nulis tentang kerohanian atau self reminder rohani. Oke deh kali ini aku mau nulis tentang pentingan mana Hablum minallah atau Hablum minannas.  Banyak yang bilang hubungan dengan Allah itu mudah, kita melaksanakan segala perintahnya, berbuat amal jariyah dan menjauhi semua larangan Allah. Kita hidup di dunia tujuannya untuk apa sih? Allah menciptakan dan menurunkan kita ke dunia tujuannya untuk apa? Untuk beribdah, mencari keridhoannya. Kita di dunia hanya singgah selanjutnya kita akan berjalan menuju tempat yang sama yaitu alam barzah dan kita akan di tempatkan pada 2 tempat. Manusia yaang beriman, bertaqwa dan shaleh/ah tentu akan ditempatkan di tempat yang paling terpuji yakni SurgaNya. Sedangkan mereka yang kafir tanpa hisab dan ampun akan Allah tempatkan di tempat yang paling hina yaitu Neraka. Semoga kelak kita akan bertemu di SurgaNya. Aminnnnn...

Untuk mencapai surga kita harus perbanyak amal shaleh, tetapi banyak orang menyangka, mengira, bahkan meyakini telah BerHablum Minallah dengan giat, akan tetapi lupa, tidak sadar, melakukannya tanpa melalui tahapan-tahapan yang benar (sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah). Bagaimana mungkin Manusia bisa Berhablum Minallah tanpa melalui prosesnya sesuai petunjuk Al-Quran dan Sunnnah yang murni. Atau bahkan tidak sedikit manusia yang katanya sudah BerHablum Minallah malah dengan riya nya menunjukan ke manusia yang lainnya. Apa itu boleh?? Manusia juga sering melupakan tahapan Ibadah kepada Allah, sehingga hanya terjebak pada ibadah yang sifatnya teknis semata, tanpa disertai amalan-amalan rohani, yaitu Niat dan Ikhlas.

Katanya hubungan kita dengan manusia (Hablum Minannas) gak gampang  melainkan sulit. ketika kita melukai seorang manusia tanpa kesengajaan, apa lagi dengan sengaja, Allah takkan mengampuni kita sebelum orang yang kita lukai memaafkan kita. Kita harus bertaubat kepada Allah karena menyakiti hambaNya dan kita juga harus meminta maaf kepada mereka yang mungkin secara sengaja/ tidak sengaja menyakitinya. 


Banyak manusia sukses didunia ini, mempunyai nama yang harum, disukai banyak orang, punya harta melimpah, jabatan/status yang tinggi dan yang lainnya. Padahal manusia tersebut belum tentu berhubungan baik dengan Allah. Mungkin dalam hal ini sudah banyak sekali contohnya, mungkin juga ada disekitar kita. Namun sebaliknya, kita sering mendengar bahkan menjumpai langsung manusia-manusia yang mempunyai Hablum Minallah yang baik dan intens tapi Hablum Minannas yang kurang baik atau bahkan buruk. Kalau kita mau merenung (berpikir) mengapa hal ini bisa terjadi?? Tentu Allah akan beri petunjuk kepada kita karena Allah jugalah yang telah memberikan janji.

Orang yang “berpikir” , mereka ingin mengetahui tentang Pencipta yang telah menciptakan dirinya dan jagad raya dimana dia tinggal dari ketiadaan, yang telah memberinya kehidupan ketika dirinya belum berwujud, dan yang telah menganugerahkan kepadanya nikmat dan keindahan yang tak terhitung jumlahnya dan ia pun mempelajari tentang bentuk-bentuk perbuatan yang diridhai Allah. Al-Qur’an, yang Allah wahyukan kepada Rasul-Nya, adalah petunjuk yang memberikan jawaban atas pertanyaan manusia di atas. Dengan alasan ini, manusia perlu mengetahui kitab Allah yang diturunkan untuknya sebagai petunjuk sehingga dia bisa membedakan yang baik dari yang buruk, merenungkan setiap ayatnya dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan dengan cara yang paling tepat dan diridhai Allah berfirman tentang tujuan diturunkannya Al-Qur’an untuk manusia.

Jika Kita telah mengenal dirinya, siapa hakekat terdalamnya, kedudukannya dimuka bumi, bisa dan sanggup menjadi saksi atas hidup dan sejarah hidupnya sendiri serta mengerti bagaimana hubungannya dengan Allah SWT , tentu akan baik dan benar pula dalam berHablum Minannas. Karena benar atau tidaknya, baik atau tidaknya dan sukses atau tidaknya Hablum Minallah kita (manusia) berdampak pula seberapa baik dan benar kita dalam berHablum Minannas.

Semua ini telah dicontohkan pula oleh Para Nabi dan Rasul. Mereka semua sukses berHablum Minnanas karena BerHablum Minallah dengan benar. Tidak satupun musuh-musuh para Nabi dan Rosul membenci secara pribadi Beliau Beliau, mereka (para penentang Nabi) hanya membenci/ menolak untuk menyembah Tuhan yang satu, Allah SWT. Mereka menolak aqidah para Nabi dan Rosul. Walau mereka secara pribadi mengakui dan memuji-muji akhlaq dan kepribadian para Nabi dan Rosul.

Bisa terlihat, bahwa ukuran benar dan baik tidaknya Hablum Minallah kita adalah seberapa baik Hablum Minannas kita. Jika kita telah berHablum Minallah dengan baik dan benar, tentu akan mengikuti pula Hablum Minnanas nya. Walau... Hablum Minannas yang sukses bukanlah ukuran baik benarnya Hablum Minallah. Jika Kita telah menyangka, mengira, meyakini telah menjalani Hablum Minallah dengan benar, tapi kita masih sering menyakiti manusia lain, tentu kita masih perlu banyak belajar lagi bagaimana berHablum Minallah.

Sekiranya berHablum Minallah itu mudah, tentu Allah tidak akan pernah menurunkan para Nabi dan Rasul. Jangankan berHablum Minallah dengan baik dan benar sesuai Al-Quran dan Sunnah, untuk mengetahui, mengenal, bahwa dibalik kehidupan alam semesta ini ada Sang Pencipta yang tiada awal dan akhir, Tuhan semesta alam, manusia tidak bisa melakukannya. Sehingga kebanyakan manusia akan tersesat atau mungkin seluruh manusia akan tersesat. Untuk itu Allah menurunkan para Nabi dan Rasul untuk memberi petunjuk kepada jalan yang benar.

Walau sesulit dan sesukar apapun kita berHablum Minallah dengan baik dan benar kita harus tetap optimis :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar